Harga CPO Naik, STAA Panen Laba Kuartal I/2025
Bisnis.com, JAKARTA — Emiten perkebunan kelapa sawit PT Sumber Tani Agung Resources Tbk. (STAA) mencatatkan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih pada kuartal I/2025 seiring dengan peningkatan harga dan volume penjualan CPO. Kevin Wijaya, Head of Investor Relations STAA, menyampaikan kinerja kuartal I/2025 menunjukkan fondasi operasional dan strategi bisnis perseroan berada di jalur yang tepat. Di tengah tantangan dan dinamika pasar, perusahaan menjalankan inisiatif strategis yang telah direncanakan sepanjang 2025. “Kami tetap optimistis bahwa tahun ini dapat memberikan kontribusi positif yang berkelanjutan bagi para pemegang saham dan pemangku kepentingan,” paparnya dalam siaran pers, Jumat (25/4/2025). Pada kuartal I/2025, STAA membukukan pendapatan sebesar
Dari sisi operasional, total produksi Tandan Buah Segar (TBS) mencapai 239.874 ton, meningkat
9,7% dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini ditopang oleh peningkatan
produktivitas kebun inti sebesar 8,7% dan plasma sebesar 19,3%. Yield per hektar juga
menunjukkan pertumbuhan yang sehat—masing-masing naik 8,8% (inti) dan 14,0% (plasma),
berkat penerapan praktik agronomi yang presisi dan adaptif. Tren pertumbuhan juga tercermin
pada produksi CPO dan PK, yang masing-masing meningkat sebesar 10,1% dan 11,4%. Strategi
penetapan harga yang tepat turut menopang marjin, dengan harga jual rata-rata bersih CPO
mencapai Rp 14.630 per kilogram atau naik 20,5%, sedangkan harga PK dan CPKO melonjak
tajam masing-masing sebesar 90,7% dan 98,3%.
EBITDA tercatat sebesar Rp 543 miliar, naik 39,6% , dengan marjin EBITDA yang kuat di angka
32,6%—menggambarkan profitabilitas yang tetap terjaga di tengah fluktuasi eksternal. Laba
usaha meningkat 50,3% YoY menjadi Rp 457 miliar. Laba bersih yang dapat diatribusikan
kepada pemilik entitas induk mencapai Rp304,70 miliar, tumbuh 54,2% YoY dari sebelumnya
Rp197,58 miliar. Pencapaian ini mencerminkan keberhasilan strategi Perseroan dalam
mengonversi pertumbuhan operasional menjadi kinerja keuangan yang solid. Secara neraca,
total aset STAA per Maret 2025 tumbuh 6,3% menjadi Rp 8,59 triliun. Ekuitas naik menjadi Rp
6,26 triliun, menjaga struktur permodalan yang sehat, dengan rasio debt-to-asset di level 0,27
kali dan debt-to-equity sebesar 0,37 kali. “Hal ini menunjukkan posisi keuangan yang prudent
dan siap mendukung ekspansi ke depan,” imbuh Kevin.