Laba Bersih Emiten CPO Sumber Tani Agung (STAA) Naik 41% Jadi Rp1,17 Triliun
Bisnis.com, JAKARTA – Emiten perkebunan kelapa sawit PT Sumber Tani Agung Resources Tbk. (STAA) mencatatkan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih sepanjang kuartal III/2025. STAA mampu mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 41,6% year on year (YoY) di 9 bulan pertama 2025.
Melansir laporan keuangan perseroan, STAA mencatatkan pertumbuhan penjualan sebesar 48,46% YoY, dari Rp4,41 triliun pada kuartal III/2024 menjadi Rp6,56 triliun pada kuartal III/2025. Penjualan perseroan terutama ditopang oleh penjualan pihak ketiga dalam negeri yang meningkat 12,88% YoY menjadi Rp4,90 triliun per September 2025. Penjualan ekspor STAA juga melonjak 2.060,46% YoY menjadi Rp1,65 triliun. Angka itu sekaligus memperlihatkan segmen geografis penjualan STAA yang didominasi oleh penjualan dalam negeri. Dari sisi segmen produk, minyak sawit jadi motor utama pendapatan STAA dengan raihan Rp3,55 triliun, disusul produk minyak inti sawit yang berkontribusi Rp1,33 triliun dan produk RDB Palm Olein berada di peringkat ketiga dengan raihan Rp535,44 miliar.
Sejalan dengan naiknya pendapatan, beban pokok penjualan STAA juga meningkat sebesar 46,31% YoY dari Rp2,98 triliun pada kuartal III/2024 menjadi Rp4,36 triliun per akhir September 2025. Meskipun begitu, laba kotor STAA tetap melonjak 52,92% YoY menjadi Rp2,19 triliun pada kuartal III/2025. Setelah dikurangi pajak dan beban pokok penjualan, STAA membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp1,17 triliun pada kuartal III/2025. Laba bersih tersebut naik 41,6% YoY dibandingkan torehan akhir September 2024 sebesar Rp831,02 miliar.
Adapun, kas dan setara kas perseroan tercatat mengalami peningkatan menjadi Rp1,59 triliun, dari posisi Rp1,08 triliun pada akhir Desember 2024. Berdasarkan neraca, total aset STAA tumbuh menjadi Rp9,44 triliun hingga 30 September 2025, dari posisi akhir 2024 sebesar Rp8,08 triliun. Jumlah liabilitas perseroan juga naik menjadi Rp2,90 triliun dari posisi akhir 2024 sebesar Rp2,18 triliun, sedangkan ekuitas STAA juga naik menjadi Rp6,54 triliun dari posisi akhir Desember 2024 sebesar Rp5,89 triliun.
